Jakarta (ANTARA News) - Kerja sama pariwisata Indonesia dan Amerika Serikat ditingkatkan, sejalan penandatanganan nota kesepahaman antara Asosiasi Perjalanan dan Pariwisata Indonesia (ASITA) dan Receptive Services Association of America (RSAA).

Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan Ketua Umum ASITA, Asnawi Bahar, dan Direktur Eksekutif RSAA, Matt Grayson, di kediaman Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel, di Jakarta, Selasa malam.

"Kami menargetkan pertumbuhan dua digit kunjungan wisatawan asal Indonesia ke Amerika Serikat," kata Marciel, yang menyaksikan acara penandatanganan itu.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta sebelumnya telah memperkenalkan inisiatif baru untuk memberikan kemudahan bagi warga negara Indonesia untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dengan tujuan wisata.

Dengan kemudahan tersebut, Marciel berharap hubungan Amerika Serikat dan Indonesia akan semakin erat seiring meningkatnya intensitas kunjungan warga dari kedua negara itu.

Sementara itu, Bahar mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman juga dimaksudkan meningkatkan kunjungan wisatawan asal Amerika Serikat ke Indonesia, yang sempat mengalami penurunan ketika krisis melanda negeri itu.

"Selain itu selama ini kita juga sulit mendapatkan visa untuk pariwisata, tetapi dengan kemudahan yang diberikan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta maka kami optimis kunjungan wisatawan asal Amerika Serikat akan kembali meningkat," kata Bahar.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dari 688.341 wisman yang datang ke Indonesia pada Oktober 2012, di antaranya masih didominasi oleh beberapa negara di kawasan seperti Singapura (15,49 persen), Malaysia (12,94 persen), Australia (12,7 persen), China (10,32 persen) dan Jepang (5,9 persen).

Namun demikian selama periode Januari-Oktober 2012, BPS mencatat kunjungan wisatawan asing mencapai 6,58 juta orang atau meningkat 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 6,27 juta orang.